Laman

Minggu, 02 Desember 2012

Rp 500,00

Ini adalah kisah yang sering aku alamin waktu aku kecil. Tepatnya, waktu aku TK nol kecil (4 tahun). Kisah ini berawal dari orang tua ku yang pada sibuk semua. Karena mereka semua bekerja. Ayahku sebagai Pemngabdi dan Pembela Negara Indonesia, dan ibuku sebagai seorang Pelayan Masyarakat di bidang Kesehatan.
Waktu itu, matahari sudah mulai naik sampai ke ubun ubun. Panas. Dan sekolahku mulai sepi. Semua guru - guru sudah pulang semua. Aku sendirian. Teman - temanku sudah dijemput semua. Jadilah aku bermain kereta keretaan yang ada di sebelah sekolah (TK ku bernama TK PG Rendeng Kudus - dekat Perusahaan Gula).
Dan karena sudah lama, akhirnya aku memutuskan untuk berjalan kaki sebentar menuju ke jalan raya. Satpam yang biasanya ada di sana juga sudah tidak ada. Mungkin sudah pulang. Akhirnya, dengan nekat, aku mencegat angkotan hijau yang menuju ke arah rumahku. Yak! nekad sekali memang. Lebih baik nekad daripada nggak bisa pulang. Dan hanya dengan modal 500 rupiah, aku menaiki angkot tersebut.
Waktu aku pertama menginjakkan kaki di angkot, aku rasakan banyak mata yang memandangku. Dan banyak juga yang bertanya - tanya dan mulai meng-kepoin aku. Hm.. mungkin karena aku adalah penumpang yang paling mungil di anatar para ibu ibu penjual sayur, ikan, bapak bapak, dan mas - mas maupun mbak mbak disana.
Cukup banyak kepopers, hingga akhirnya ada salah satu ibu ibu yang turun dari angkot. Dan waktu membayar, dia berkata "pak, ini sama anak yang itu" sambil menunjuk ke arahku. Sontak saja aku yang masang tampang polos terkejut dan senang. Ah, baik sekali ibu ibu yang tidak kukenal itu.
Dan beberapa tahun kemudian, sampai aku menginjak kelas 3 SD, kejadian iku sering aku alami. Itu sebuah keberuntungan dan kebaikan dari orang lain. Dan setelah tahun tahun berikutnya, aku jarang mengalami hal tersebut. Dan waktu menguinjak kelas 3 SMP, aku juga mengalami hal yang sama. Yaitu dibayarkan oleh seorang ibu ibu yang aku taksir berumur sekitar 30.an. mengenakan pakaian, yang sepertinya agak mewah. Aku kaget dan menolah awalnya. Tapi akhirnya aku menerima dan mengucapkan terima kasih kepada beliau.
Nggak nyangka banget ya, ditengah - tengah masyarakat yang saling cuek dan tidak peduli, ternyata diantara mereka masih ada yng memperdulikan satu sama lain. Mereka masih menggunakan perasaan mereka dalam menjalankan sesuatu - terutama kebaikan.
Aku beruntung banget hidup dan dilahirin di Indonesia. Karena di Indonesia, semua ini bisa aku dapetin. Kebaikan masyarakatnya, Ke gotong - royongan nya, kepeduliannya, dan semuaanyyaaa. Coba aja aku lahir dan tinggal bukan di Indonesia, mungkin aku nggak bakalan dapet pengalaman, makna dan ngrasain kebaikan dari orang yang aku kenal.
Thank You Allah, Thank You for all kind people :D
And, I LOVE INDONESIA

2 komentar:

  1. Wah, Kartika naksir tante-tante nih, perlu dipertanyakan. Hmmm... haha just kidding, by the way keren banget dari TK udah berani naik angkot sendiri, bayangin, TK LOOOH TEKAAAA.

    BalasHapus
  2. eh kok bisa naksir? ak kan ngefans hehhe. habisan sih, tante nya baik banget :D

    BalasHapus