Laman

Sabtu, 01 Desember 2012

Pertemanan dan Persahabatan

Tahu nggak bedanya teman sama sahabat?
Gue yakin, pasti kalian sudah tahu cara membedakannya. Simple nya adalah, Kalau teman itu nggak selalu dekat dengan kita. Dan kalau sahabat, udah pasti selalu dekat dengan kita, dan tahu semua hal tentang kita.
Kali ini gue bakalan njelasin bedanya teman sama sahabat secara dalam.
Pertama, teman itu cuman ada saat mereka butuh aja. Dan kalau ada keperluan tertentu sama kita. Atau mungkin, cuman sekedar berbagi informasi singkat sama kita. Tapi, sahabat itu selalu ada kapan saja kita butuh, selalu bertukar informasi, dan selalu tahu apapun tentang kita.
Kedua, teman itu kayak cuaca. Nggak bisa ditebak. Sering berubah - ubah seiring berubahnya waktu. Dan tentunya, nggak pasti. Tapi, sahabat itu pasti. Dia ibarat iklim. Berubahnya lama, dalam jangka waktu yang lama juga. Dan perubahan itu tentunya didasarkan beberapa factor. seperti lingkungan yang dia pijak, dan situasi yang sering dia alamin. Jadi nggak heran kalau hal ini bisa nyebabin sahabat kita pergi ninggalin kita.
Ketiga, teman itu perhatiannya musiman ke kita. Alias, kalau ada maunya, baru merhatiin kita. Tapi sahabat, apapun yang kita lakuin, pasti selalu diperhatiin. Kemana pun, dimana pun, dan sama siapa pun. Dia selalu tahu kebiasaan kita. Dimana kita berada dalam waktu waktu tertentu, dan lingkungan yang sekitar kita itu apa aja. Percaya deh, sahabat itu bedanya tipis sama paranormal wkwkwk.
Keempat, teman itu seperti angin. Bisa terhembus kemanapun arah angin tersebut menuju. Bisa saja arah angin itu mendekati kita, atau malah menjauhi kita. Tapi, kalau sahabat itu mirip tiang listrik (loh?). Iya, karena tiang listrik itu tetap. Nggak bakalan kemana – mana. Karena nggak bisa jalan. Dan tiang listrik juga kokoh. Karena sudah tertanam pada tanah. Hanya bencana alam dahsyat yang bisa merobohkannya. Itu ibarat dia yang nggak bakalan nge khianatin kita. Dan nggak bakalan pernah ninggalin kita sendirian buat ngejalanin hidup.
Kelima, teman itu cuman nggak bakalan lama – lama sama kita. Karena beberapa factor yang mempengaruhi, seperti waktu, jarak, dan kecepatan (mirip banget sama rumus fisika). Cepat atau lambat, temen kita bakalan ninggalin kita. Karena mereka punya rencana masa depan mereka sendiri sendiri (ego yang tinggi). Tapi, kalau sahabat itu selalu ada. Seperti fakta sebelumnya, sahabat itu nyaris selalu ada. Beberapa fakta yang udah gue telusurin, kalau orang orang yang punya sahabat itu cenderung nggak mikirin ego mereka. Karena di persahabatan, mereka diajarkan untuk berbagi satu sama lain. Bukan meimikirkan diri mereka masing masing. (Meskipun nggak sedikit dari mereka yang masih memikirkan ego)
Keenam, teman itu nggak punya ikatan batin sama kita. Yang ada adalah sebuah “kebetulan”. Maksudnya adalah, kalau secara nggak sengaja kita mempunyai kesamaan sama teman kita itu, itu hanyalah sebah kebetulan. Tapi, kalau kita punya suatu kesamaan dengan sahabat kita, itu baru namana ikatan batin. Dan nggak jarang, hal yang sama itu nggak cuman satu atau dua. Tapi pasti banyak samanya. Itulah yang dinamakan ikatan batin. Mempunyai kesamaan meskipun tanpa disengaja. Sebagai contoh adalah, tanpa sengaja kita menulis nomor 1 – 50 di kertas. Dan pada saat itu, kita salah menuliskannya. Ternyata, sahabat kita juga mengalami hal ang sama dengan kita. Letak kesalahan, penulisan yang salah, semuanya sama dengan kita. Meskipun kesalahan itu jarang bisa ditemukan. Nggak cuman sekali atua dua kali. Tapi sering terjadi berulang ulang.
Ketujuh, kali ini, yang dibahas bukan perbedaan. Tapi kesamaan. Yaitu antara teman dan sahabat. Teman dan sahabat itu terkadang sangat riskan bagi kehidupan kita. Kalau kita nggak hati hati memilihnya, itu bisa bikin sakit hati. Dan gue yakin, di dunia ini, diujung bumi sekalipun, jarang ada sahabat “sempurna” versi kita. Karena manusia itu nggak pernah puas. Itulah fungsi adanya nafsu di diri kita. Dan beberapa hal yang sering ditemui adalah, nggak jarang bahwa teman atau sahabat seklipun, bisa jadi ibarat pisau agi kita sendiri. kalau pisau itu bisa kita kendalikan dan kita gunakan sebaik baiknya, maka akan berguna. Dan jika pisau itu kita gunakan dengan ceroboh dan kurang hati- hati, maka dampaknya akan kembali ke diri kita sendiri.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa teman sama sahabat itu yang membuat adalah kita sendiri. tergantung keputusan kita bagaimana. Dan hati orang yang kita anggap teman atau sahabat itu bagaimana. Kalau mereka cocok sama kita, dan mempunyai ikatan batin, itu artinya sahabat. Tapi kalau kurang nyaman dan merasa bukan menjadi diri sendiri ketika bersamanya, lebih baik dijadikan teman. Karena sahabat adalah seseorang yang bisa membuat kita nyaman menjadi diri kita sendiri. bukan nyaman menjadi diri orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar