Laman

Kamis, 06 Desember 2012

A Wall Between Us

We like a oil and water. Me, as the water. And you, as the oil.
You know why I’m telling you like this?
Selama 16 tahun lebih ini, aku sudah banyak ngalamin pengalaman – pengalaman yang cukup berkesan. Dari pertemanan, persahabatan, sampai rival. Tapi, yang paling cukup menonjol adalah pertemanan. Karena dengan pertemanan, aku bisa merasakan dan menghadapi berbagai banyak macam tipe / sifat orang – orang di sekitarku. Yang baik, yang buruk, atau bahkan yang munafik. Mungkin yang terakhir itu terlalu kasar. Tapi, nggak bisa disangkal lagi kalau yang terakhir itu emang bener bener ada.
Mungkin juga, tipe yang terakhir itu adalah tipe yang berwajah dua. Lebih menakutkan dibanding dengan orang jahat. Kenapa? Karena bisa mengadu domba, dan nggak bisa dipercaya. Dan bisa menjadi orang yang pura – pura baik dan menjadi orang yang jahat juga.
Selama 2 tahun ini (semenjak menginjak SMA), aku mulai mengerti perbedaan teman yang baik, buruk, dan sahabat sejati, dan yang bukan. Rasanya hidup diantara mereka itu….. membingungkan. Terkadang kita dicurhati oleh 2 orang saling benci membenci. Dan disaat itulah, cobaan datang. Karena bisa saja kita menjadi pengadu domba diantara mereka (orang munafik). Tapi, jalan terbaik adalah, kita diam. Hanya mendengarkan. Karena kalau kita salah bicara, semuanya bakalan berantakan. Masalah itu nggak bakalan selesai. Yang ada malahan makin membengkak. Ada pengalaman lain. Selama aku menginjak SMA, aku juga mengalami “Penyekatan”.
Apa itu penyekatan?
Penyekatan adalah sebuah pembagian kelompok secara tak kasat mata. Intinya adalah, di dalam kelas itu terdapat sebuah tembok besar di tengah – tengahnya. Sehingga membuat anggota kelas antara satu dengan yang lain mejadi tidak saling menyambung secara keseluruhan.
Kenapa terjadi seperti itu?
Aku rasa, mungkin salah satu diantara kelompok tersebut lebih mencintai “Persamaan” dibandingkan dengan “Perbedaan”. Karena kebanyakan diantara mereka, lebih mementingkan golongan mereka dibandingkan dengan orang lain (yang kurang akrab dengan mereka). Ini fakta, jujur saja, di SMA, itu banyak karakter manusia yang bisa kita temukan. Karena di SMA, kita menemukan berbagai macam budaya dan culture dari sekolah asalnya (SMP). Serasa di tumplek blek deh
Dan kejadian ini sudah aku alamin 2 kali. Bahkan, kata mama ku, karakter anak SMA itu sudah sulit kalau dirubah. Alias, sudah permanent. Karena sifat itu sudah merupakan pembawaan, sampai dewasa nanti. Kecuali kalau dapat hidayah. Iya sih, ada benarnya juga. Beberapa teman dekatku juga selama akhir akhir ini (bertahun tahun) sudah aku perhatikan sifatnya. Dan hasilnya…. Berubah sedikit. Nggak semuanya sedikit. Ada yang bahkan, sampai 180 derajat (oke, itu namanya berubah TOTAL)
Semua ini, terjadi karena lingkungan yang ada di sekitar kita. Mungkin teman sekelas, teman yang sering kumpul kumpul sama kita. Aku nggak tahu, apa sih gunanya kita ngabisin uang cuman buat foya foya nggak jelas? Ngabisin uang hanya demi beli barang yang menurutku itu nggak perlu. Mahal. Dan cuman jadi korban mode. Oke, ngikutin mode. Mungkin sebagian orang itu perlu atau bahkan wajib! Tapi menurutku, mode itu cuman diambil seperlunya yang kita butuhin aja.
Kalau nggak ngikutin mode, nggak keren. Siapa sih yang nyiptain kalimat kayak barusan? Jelas jelas banget lah orang yang udah ngucapin kalimat itu, udah jadi korban mode masa kini. Jadi, pikirin deh.. uang dari orang tua itu jangan dibuat foya – foya sembarangan. Oke, kalau cuman buat refreshing sekal isekali sing gak papa. Tapi ya jangan keseringan. Uang itu amanat dari orang tua. Mereka udah nyari mati matian buat kita selama beberapa hari. Tapi, kita malah ngabisin semuanya hanya dalam sehari atau bahkan dalam hitungan beberapa jam aja.
Masa kecil Bahagia
Remaja Foya – Foya
Tua Bahagia (lagi)
Mati Masuk Surga
Apakah salah satu dari kalian memiliki prinsip hidup seperti itu? menurut aku, orang yang memiliki prinsip itu bener bener SALAH BESAR. Karena mustahil. Di dunia ini, pasti kita bakalan dapet cobaan atau balasan. Karena aku yakin, Hukum karma itu pasti berlaku di dunia. Nggak mungkin nggak. Apapun yang kita tanam, itulah yang bakalan kita petik. Dan seperti beberapa sumber yang aku dapetin, sebagian balasan dari kesalahan dari dosa kita telah kita dapatkan di dunia. Dan sisanya di akhirat kelak. Intinya, sebagian “Pembayaran” atas dosa kita sudah kita cicil di dunia.
Mungkin, orang yang punya prinsip kayak gitu bakalan jadi orang yang pemberontak dan pembangkang.
Kenapa?
Karena, dari hasil pengamatanku, aku udah bisa nyimpulin, bahwa orang yang punya kebiasaan jalan – jalan (read : terlalu sering), mereka udah jarang berada di rumah. Sehingga menjadikan mereka nggak peduli sama keluarga mereka. Alias, menjadi sebal kalau ditanyain berbagai macam hal sama orangtua mereka. Dan akhirnya, mereka jadi …… yah, seperti itu.
Kalau dipikir pikir, itulah yang menjadikan aku dan tipe orang – orang seperti itu yang membuatku menjadi kurang nyaman. Beda prinsip. Ya, karena aku yang bertipe ngoyo soal mengerjakan sesuatu (tugas misalnya). Dan mereka yang bertipe santai. Jelas sekali perbedaanya. Sangat mencolok. Dan menjadi kurang menguntungkan di salah satu pihak. Karena, nggak jarang mereka yang terlalu santai menjadi menggantungkan semua hal dengan orang yang ngoyo tersebut. Mereka nggak peduli. Tugas jadi nggak jadi, mereka nggak mikirin. Mereka hanya menghabiskan seluruh waktu muda mereka dengan seperti itu. Aku menjadi kasihan dengan nasib mereka kelak. Kelak jika dewasa, kuliah, dan mencari pekerjaan. Pasti bakalan mendapatkan dampaknya. Ya, semoga saja mereka segera mendapatkna hidayah dari Yang Maha Kuasa

Minggu, 02 Desember 2012

Rp 500,00

Ini adalah kisah yang sering aku alamin waktu aku kecil. Tepatnya, waktu aku TK nol kecil (4 tahun). Kisah ini berawal dari orang tua ku yang pada sibuk semua. Karena mereka semua bekerja. Ayahku sebagai Pemngabdi dan Pembela Negara Indonesia, dan ibuku sebagai seorang Pelayan Masyarakat di bidang Kesehatan.
Waktu itu, matahari sudah mulai naik sampai ke ubun ubun. Panas. Dan sekolahku mulai sepi. Semua guru - guru sudah pulang semua. Aku sendirian. Teman - temanku sudah dijemput semua. Jadilah aku bermain kereta keretaan yang ada di sebelah sekolah (TK ku bernama TK PG Rendeng Kudus - dekat Perusahaan Gula).
Dan karena sudah lama, akhirnya aku memutuskan untuk berjalan kaki sebentar menuju ke jalan raya. Satpam yang biasanya ada di sana juga sudah tidak ada. Mungkin sudah pulang. Akhirnya, dengan nekat, aku mencegat angkotan hijau yang menuju ke arah rumahku. Yak! nekad sekali memang. Lebih baik nekad daripada nggak bisa pulang. Dan hanya dengan modal 500 rupiah, aku menaiki angkot tersebut.
Waktu aku pertama menginjakkan kaki di angkot, aku rasakan banyak mata yang memandangku. Dan banyak juga yang bertanya - tanya dan mulai meng-kepoin aku. Hm.. mungkin karena aku adalah penumpang yang paling mungil di anatar para ibu ibu penjual sayur, ikan, bapak bapak, dan mas - mas maupun mbak mbak disana.
Cukup banyak kepopers, hingga akhirnya ada salah satu ibu ibu yang turun dari angkot. Dan waktu membayar, dia berkata "pak, ini sama anak yang itu" sambil menunjuk ke arahku. Sontak saja aku yang masang tampang polos terkejut dan senang. Ah, baik sekali ibu ibu yang tidak kukenal itu.
Dan beberapa tahun kemudian, sampai aku menginjak kelas 3 SD, kejadian iku sering aku alami. Itu sebuah keberuntungan dan kebaikan dari orang lain. Dan setelah tahun tahun berikutnya, aku jarang mengalami hal tersebut. Dan waktu menguinjak kelas 3 SMP, aku juga mengalami hal yang sama. Yaitu dibayarkan oleh seorang ibu ibu yang aku taksir berumur sekitar 30.an. mengenakan pakaian, yang sepertinya agak mewah. Aku kaget dan menolah awalnya. Tapi akhirnya aku menerima dan mengucapkan terima kasih kepada beliau.
Nggak nyangka banget ya, ditengah - tengah masyarakat yang saling cuek dan tidak peduli, ternyata diantara mereka masih ada yng memperdulikan satu sama lain. Mereka masih menggunakan perasaan mereka dalam menjalankan sesuatu - terutama kebaikan.
Aku beruntung banget hidup dan dilahirin di Indonesia. Karena di Indonesia, semua ini bisa aku dapetin. Kebaikan masyarakatnya, Ke gotong - royongan nya, kepeduliannya, dan semuaanyyaaa. Coba aja aku lahir dan tinggal bukan di Indonesia, mungkin aku nggak bakalan dapet pengalaman, makna dan ngrasain kebaikan dari orang yang aku kenal.
Thank You Allah, Thank You for all kind people :D
And, I LOVE INDONESIA

Sabtu, 01 Desember 2012

Pertemanan dan Persahabatan

Tahu nggak bedanya teman sama sahabat?
Gue yakin, pasti kalian sudah tahu cara membedakannya. Simple nya adalah, Kalau teman itu nggak selalu dekat dengan kita. Dan kalau sahabat, udah pasti selalu dekat dengan kita, dan tahu semua hal tentang kita.
Kali ini gue bakalan njelasin bedanya teman sama sahabat secara dalam.
Pertama, teman itu cuman ada saat mereka butuh aja. Dan kalau ada keperluan tertentu sama kita. Atau mungkin, cuman sekedar berbagi informasi singkat sama kita. Tapi, sahabat itu selalu ada kapan saja kita butuh, selalu bertukar informasi, dan selalu tahu apapun tentang kita.
Kedua, teman itu kayak cuaca. Nggak bisa ditebak. Sering berubah - ubah seiring berubahnya waktu. Dan tentunya, nggak pasti. Tapi, sahabat itu pasti. Dia ibarat iklim. Berubahnya lama, dalam jangka waktu yang lama juga. Dan perubahan itu tentunya didasarkan beberapa factor. seperti lingkungan yang dia pijak, dan situasi yang sering dia alamin. Jadi nggak heran kalau hal ini bisa nyebabin sahabat kita pergi ninggalin kita.
Ketiga, teman itu perhatiannya musiman ke kita. Alias, kalau ada maunya, baru merhatiin kita. Tapi sahabat, apapun yang kita lakuin, pasti selalu diperhatiin. Kemana pun, dimana pun, dan sama siapa pun. Dia selalu tahu kebiasaan kita. Dimana kita berada dalam waktu waktu tertentu, dan lingkungan yang sekitar kita itu apa aja. Percaya deh, sahabat itu bedanya tipis sama paranormal wkwkwk.
Keempat, teman itu seperti angin. Bisa terhembus kemanapun arah angin tersebut menuju. Bisa saja arah angin itu mendekati kita, atau malah menjauhi kita. Tapi, kalau sahabat itu mirip tiang listrik (loh?). Iya, karena tiang listrik itu tetap. Nggak bakalan kemana – mana. Karena nggak bisa jalan. Dan tiang listrik juga kokoh. Karena sudah tertanam pada tanah. Hanya bencana alam dahsyat yang bisa merobohkannya. Itu ibarat dia yang nggak bakalan nge khianatin kita. Dan nggak bakalan pernah ninggalin kita sendirian buat ngejalanin hidup.
Kelima, teman itu cuman nggak bakalan lama – lama sama kita. Karena beberapa factor yang mempengaruhi, seperti waktu, jarak, dan kecepatan (mirip banget sama rumus fisika). Cepat atau lambat, temen kita bakalan ninggalin kita. Karena mereka punya rencana masa depan mereka sendiri sendiri (ego yang tinggi). Tapi, kalau sahabat itu selalu ada. Seperti fakta sebelumnya, sahabat itu nyaris selalu ada. Beberapa fakta yang udah gue telusurin, kalau orang orang yang punya sahabat itu cenderung nggak mikirin ego mereka. Karena di persahabatan, mereka diajarkan untuk berbagi satu sama lain. Bukan meimikirkan diri mereka masing masing. (Meskipun nggak sedikit dari mereka yang masih memikirkan ego)
Keenam, teman itu nggak punya ikatan batin sama kita. Yang ada adalah sebuah “kebetulan”. Maksudnya adalah, kalau secara nggak sengaja kita mempunyai kesamaan sama teman kita itu, itu hanyalah sebah kebetulan. Tapi, kalau kita punya suatu kesamaan dengan sahabat kita, itu baru namana ikatan batin. Dan nggak jarang, hal yang sama itu nggak cuman satu atau dua. Tapi pasti banyak samanya. Itulah yang dinamakan ikatan batin. Mempunyai kesamaan meskipun tanpa disengaja. Sebagai contoh adalah, tanpa sengaja kita menulis nomor 1 – 50 di kertas. Dan pada saat itu, kita salah menuliskannya. Ternyata, sahabat kita juga mengalami hal ang sama dengan kita. Letak kesalahan, penulisan yang salah, semuanya sama dengan kita. Meskipun kesalahan itu jarang bisa ditemukan. Nggak cuman sekali atua dua kali. Tapi sering terjadi berulang ulang.
Ketujuh, kali ini, yang dibahas bukan perbedaan. Tapi kesamaan. Yaitu antara teman dan sahabat. Teman dan sahabat itu terkadang sangat riskan bagi kehidupan kita. Kalau kita nggak hati hati memilihnya, itu bisa bikin sakit hati. Dan gue yakin, di dunia ini, diujung bumi sekalipun, jarang ada sahabat “sempurna” versi kita. Karena manusia itu nggak pernah puas. Itulah fungsi adanya nafsu di diri kita. Dan beberapa hal yang sering ditemui adalah, nggak jarang bahwa teman atau sahabat seklipun, bisa jadi ibarat pisau agi kita sendiri. kalau pisau itu bisa kita kendalikan dan kita gunakan sebaik baiknya, maka akan berguna. Dan jika pisau itu kita gunakan dengan ceroboh dan kurang hati- hati, maka dampaknya akan kembali ke diri kita sendiri.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa teman sama sahabat itu yang membuat adalah kita sendiri. tergantung keputusan kita bagaimana. Dan hati orang yang kita anggap teman atau sahabat itu bagaimana. Kalau mereka cocok sama kita, dan mempunyai ikatan batin, itu artinya sahabat. Tapi kalau kurang nyaman dan merasa bukan menjadi diri sendiri ketika bersamanya, lebih baik dijadikan teman. Karena sahabat adalah seseorang yang bisa membuat kita nyaman menjadi diri kita sendiri. bukan nyaman menjadi diri orang lain.

KariseFormation

Hai Bloggers !!!
Kali ini, aku akan menge-post tentang KariseFormation.
Apa itu KariseFormation? Mengapa namanya begitu? terus apa isinya? okay, jangan kepo yang berlebihan ya. KariseFormation adalah sebuah perubahan yang terjadi pada aku. Yaitu berasal dari kata "Transformation" atau "Formation" (pembentukan)
okay, gak perlu panjang lebar. Here they are...
1.
yak! ini adalah Foto waktu aku masih kecil. kemudian ada ini...
2.
Ini waktu aku sama mama :D
3.
Ini bareng mama sama ayah. tapi sayang banget kebalik wkwkwk
4.
Dan ini foto gak jelas dari aku -___-
5.
Ini waktu di Ice Land Ancol tahun 2008 dulu, karena widyawisata kelas 6 SD. waktu disini, camdig ku sempet beku lensanya. karena saking dinginnya. Tapi untung gak kenapa kenapa. Oh iya, tentang foto ini, ini aku sama sahabatku khilda. Dia punya kembaran sebenernya. Jarang ada orang yang bisa bedain mereka. Dulu aja aku sering salah wkwkkwk (aku nomor 1 dari kiri)
6.
Ini waktu Karnaval Budaya SMP kelas 7. Aku nomor 3 dari kanan. Aku jadi pasukan jarang kepang. Aku masih inget alasan waktu ikut Karbud Hari Jadi Kota Kudus ini. yaitu karena bisa Tari
7.
Keterangan foto ini: Foto yang diambil waktu pembuatan video editing (tugas TIK) di kelas 8 Aku yang pakai baju abu abu putih. pling depan sendiri. Disini ada Mutia, Niki, Indah, Tifani, Ella
8.
Dan ini, adalah Foto waktu Karbud kelas 8. Alasan aku kepilih adalah, karena aku waktu itu ikut karawitan (ekstra kesenian gamelan Jawa). mulanya sih aku kurang minat ikut ekstra itu waktu kelas 7. Tapi karena dibujuk sama guru Bajawa ku, Bu Suparni, jadinya ikut deh. katanya suara ku lumayan bagus (padahal ak yakin banget kalau bu itu belum tahu kalau aku nyanyi itu gimana - fals nggak ketulunga. aku nomor 2 dari kanan (atas).
9.
ini waktu kelas 9. Acara Karbud juga. dan alasan aku ikut adalah. Karena dipaksa. Padahal aku udah ngumpet. Tapi nggak tau kenapa , ketahuan juga akhirnya. -__-. (aku nomor 3 dari kanan atas)
10.
Ini waktu buber kelas 10. aku nomor 1 dari kiri
11.
Ini waktu Kartini tanggal 21 April 2012 kemarin. Aku nomor 2 dari kiri
12.
foto nggak jelas
13.
Sekarang .....
sekian KariseFormation dari saya