Laman

Minggu, 28 Juli 2013

KANDUNGAN KARBONDIOKSIDA HASIL PERNAPASAN

Laporan Praktikum Biologi
KANDUNGAN KARBONDIOKSIDA HASIL PERNAPASAN


Disusun oleh :
Kelas XI IPA 2
Kelompok 1
1.   Aisha Rahma Fairuz        (03)
2.   Gessi Andrista P              (12)
3.   Gregorio Gerry G            (13)
4.   Haniva Rananisa              (14)
5.   Kartika Rismawati D       (18)
6.   Kevin Oktora D P           (19)
 


SMA 1 KUDUS
Jalan Pramuka No. 41 Kudus
Tahun Pelajaran 2012 / 2013
KANDUNGAN KARBON DIOKSIDA HASIL PERNAPASAN

v  Tujuan                  : Mmbuktikan adanya CO2 sebagai hasil pernapasan.

v  Alat dan Bahan   :
1.      3 Botol bekas air mineral (500cc)
2.      Air kapur
3.      Sedotan
4.      Air suling
5.      Spidol
6.      Alat pengukur waktu (stopwatch)
7.      Indikator PP

v  Langkah Kerja     :
1.      Cara membuat air kapur :
Larutan satu sendok the kapur tohor Ca (OH)2 kedalam 1 liter air suling, aduk, biarkan larutan ini semalam. Kemudian pindahkan larutan yang bening ke tempat lain (jangan sampai endapannya ikut). Tutup dengan baik, air kapur siap digunakan.
2.      Alat dan bahan disususun. Pada gelas 1, diisi air suling. Pada gelas 2, diisi air kapur  dan pada gelas 3 diisi air kapur + indicator PP.
3.      Tiupkan udara pernapasan melalui sedotan ke dalam semua gelas secara bersamaan.
4.      Kemudian ukur waktu menggunakan stopwatch.
5.      Tunggu sampai gelas 3 warna larutannya menjadi sama dengan gelas 2.
6.      Catat waktunya. Dan amati !

v  Data Hasil Pengamatan
Gelas
Perlakuan
Sebelum
Sesudah
Gelas 1
300 cc air suling
Bening
Bening
Gelas 2
300 cc air kapur
Keruh
Putih keruh + Endapan
Gelas 3
300 cc air kapur + PP
Merah muda
Putih keruh + Endapan

Gelas 3 menjadi putih (endapan) selama 4 menit 11 detik


v  Pertanyaan
1.      Bagaimana reaksi kimia yang terjadi pada percobaan gelas 2 sehingga air menjadi keruh?
Jawab : Ca(OH)2 + CO2    →     CaCO3 +H2O
           Batu Kapur +
2.      Pada gelas 3 air kapur ditambahkan dengan indicator PP (Phenol Ptalin). Apa fungsi indicator PP pada percobaan ini?
Jawab     : Indikator PP digunakan untuk menunjukkan (penanda) apakah suatu larutan bersifat basa atau tidak.
Dalam percobaan ini, sebelum air kapur (bersifat basa) dalam gelas 3 ditiup, warnanya merah muda karena PP akan berwarna merah jika berada dalam larutan basa. Setelah ditiup selama 7 menit, kandungan CO2  dapat merubah warna menjadi putih keruh, hal ini berarti larutan tersebut sudah tidak bersifat basa lagi.
3.      Bagaimana kesimpulan yang dapat dirumuskan dari percobaan ini?

Jawab     : Selama kita bernapas, udara yang kita hembuskan menghasilkan gas karbondioksida (CO2).

PENGARUH pH TERHADAP KERJA ENZIM PTIALIN


Laporan Percobaan
PENGARUH pH
TERHADAP KERJA ENZIM PTIALIN


Disusun oleh :
Kelas XI IPA 2
Kelompok 1
1.   Aisha Rahma F               (03)
2.   Gessi Andrista P              (12)
3.   Gregorio Gerry G            (13)
4.   Haniva Rananisa              (14)
5.   Kartika Rismawati D       (18)
6.   Kevin Oktora D P           (19)
 
SMA 1 KUDUS
Jalan Pramuka No. 41 Kudus
TP. 2012/2013

Pengaruh pH terhadap Kerja Enzim Ptialin

A.    Judul
Pengaruh pH terhadap Kerja Enzim Ptialin

B.     Latar Belakang
Dalam menjalani kehidupannya manusia bekerja membutuhkan energi. Namun terkadang proses pembentukan energi ini lambat dalam bekerja, maka dari itu dibutuhkan biokatalisator untuk mempercepat pembentukan energi. Suatu reaksi kimia dapat terjadi dalam tubuh sangat lambat, namun  bila dalam reaksi tersebut ditambahkan enzim maka reaksi tersebut akan berjalan dengan cepat.
Enzim adalah senyawa yang umum digunakan dalam proses produksi. Penggunaan enzim dalam proses produksi dapat meningkatkan efisiensi yang kemudian akan meningkatkan jumlah produksi.
Enzim dapat bekerja secara optimal apabila dalam keadaan atau kondisi asam ataupun basa. Dan untuk mengetahui pengaruh pH terhadap enzim amilase, maka kami melakukan praktikum “pengaruh pH terhadap aktifitas enzim”. Dimana pH digunakan untuk mengetahui apakah larutan tersebut dalam keadaan asam atau basa. Dan apakah dalam keadaan asam atau dalam keadaan basa enzim tersebut dapat bekerja secara optimal ataukah sebaliknya.

C.    Tujuan
Untuk mengamati pengaruh pH kerja enzim ptyalin yang terkandung dalam air liur.

D.    Landasan Teori
Enzim atau biokatalisator adalah katalisator organik yang dihasilkan oleh sel. Jika tidak ada enzim, atau aktivitas enzim terganggu maka reaksi metabolisme sel akan terhambat hingga pertumbuhan sel juga terganggu. Enzim merupakan suatu protein seperti halnya protein lain, enzim dapat mengalami perubahan struktur apabila dikenakan pada suhu yang ekstrem. Bila terjadi perubahan struktur, enzim menjadi tidak fungsional lagi. Supaya dapat bekera secara optimal, enzim memerlukan kondisi (pH, suhu, kepekatan) tertentu. Kerja enzim bersifat spesifik, emzim ptialin hanya bekerja untuk amilum, enzim katalase untuk hydrogen peroksida dan sebagainya.
Salah satu jenis enzim yang mempunyai peranan penting adalah enzim pencernaan. Enzim ini merupakan bagian integral dari proses pencernaan. Enzim pencernaan sudah mulai bekerja dari saat makanan masuk ke dalam mulut sampai makanan masuk ke dalam lambung, usus halus dan usus besar.
Aktivitas enzim disebut juga sebagai kinetik enzim. Kinetik enzim adalah kemampuan enzim dalam membantu reaksi kimia. Tubuh manusia menghasilkan berbagai macam enzim yang tersebar di berbagai bagian dan memiliki fungsi tertentu. Salah satu enzim yang penting dalam sistem pencernaan manusia adalah enzim amilase. Enzim ini terdapat dalam saliva atau air liur manusia.
 Amilase atau ptialin yang terdapat dalam saliva adalah α-amilase liur yang mampu membuat polisakarida (pati) dan glikogen dihidrolisis menjadi maltosa dan oligosakarida lain dengan menyerang ikatan glikosodat α (1 4). Amilase liur akan segera terinaktivasi pada pH 4,0 atau kurang sehingga kerja pencernaan makanan dalam mulut akan terhenti apabila lingkungan lambung yang asam menembus partikel makanan.
Enzim amilase umumnya bekerja maksimal pada suhu tubuh normal dan aktivitasnya akan menurun seiring terjadinya penyimpangan dari suhu normal.
Jika endapan berwarna merah bata, maka mengandung enzim ptyalin, dan apabila tidak berwarna merah bata berarti tidak mengandung enzim ptyalin.

E.     Alat dan Bahan
1.      5 tabung reaksi
2.      Rak tabung reaksi
3.      Corong
4.      Pipet
5.      Gelas Kimia
6.      Pembakar
7.      Indikator pH Universal (Kertas)
8.      Larutan Fehling A dan B
9.      Air liur
10.  Larutan Kanji
11.  NaOH 10%
12.  HCL 3.5%

F.     Langkah Kerja
1.      Pertama, siapkan 5 buah tabung reaksi dalam keadaan bersih. Serta persiapkan bahan – bahan yang digunakan untuk percobaan.
2.      Kumpulkan ± 15 cc ludah salah satu siswa dalam tabung reaksi (setelah berkumur dan mulut dalam keadaan bersih).
3.      Setelah itu, tandai masing masing tabung dengan label A, B, C, D dan E.
4.      Kemudian, masukkan larutan kanji pada tabung reaksi A, B, C, D.
5.      Dan pada tabung E, masukkan air liur sekitar 3 cc.
6.      Masukkan ke dalam tabung dengan ketentuan sebagai berikut :
Tabung
Bahan yang Dimasukkan
Perlakuan
A
3 cc larutan kanji
-
B
3 cc larutan kanji + 3 cc air liur
Dikocok, setelah itu diukur pH nya, dikocok dan biarkan 5 menit.
C
3cc larutan kanji + 4 tetes HCL 3,5 %
Dikocok, diukur pH nya + tambah air liur 3 cc, dikocok dan biarkan 5 menit.
D
3 cc larutan kanji + 4 tetes NaOH 10 %
Dikocok, diukur pH nya + tambah air liur 3 cc, dikocok dan biarkan 5 menit.
E
3 cc air liur
-
7.      Kemudian, masukkan masing – masing 5 tetes larutan fehling A dan B ke dalam tabung A, B, C, D dan E.
8.      Setelah itu kocok dan panaskan dalam air panas selama 1 menit
9.      Amati perubahan warna yang terjadi pada masing – masing tabung.
10.  Catat hasil pengamatan ke dalam table.

G.    Data Pengamatan
Tabung
Bahan dan perlakuan
Warna
Hasil Uji
A
3 cc larutan kanji + Fehling A dan B + dipanaskan 1 menit
Biru muda
-
B
3 cc larutan kanji + 3 cc air liur + dikocok + pengukuran pH + Fehling A dan B + dipanaskan 1 menit
Orange tua
pH = 8 (Basa)
Mengandung Glukosa (+ + +)
C
3cc larutan kanji + 4 tetes HCL 3,5 % + dikocok + pengukuran pH + 3 cc air liur + dikocok + Fehling A dan B + dipanaskan 1 menit
Biru muda
pH = 1 (asam kuat)
D
3 cc larutan kanji + 4 tetes NaOH 10 % + dikocok + pengukuran pH + 3 cc air liur + dikocok + Fehling A dan B + dipanaskan 1 menit
Ungu
pH = 13 (Basa)
E
3 cc air liur + Fehling A dan B + dipanaskan 1 menit
Biru
-
 
H.    Pertanyaan
1.      Bagaimana kerja enzim ptyalin dalam air liur?
Jawab :  enzim ptialin dalam air liur yang berfungsi mengubah amilum menjadi maltose. Merombak polisakarida menjadi disakarida
2.      Apa pengaruh NaOH dan HCL yang ditambahkan pada tabung C dan D?
Jawab :  NaOH dapat membantu kerja enzim ptyalin walaupun tak seefektif pada tabung B, sedangkan HCl mengurangi keefektifannya. Dapat mengubah pH bertambah dan berkurang (merubah derajat keasaman)
3.      Pada pH berapakah enzim ptyalin bekerja efektif?
Jawab :  pH 7
4.      Tabung mana yang merupakan control dalam percobaan ini?
Jawab : tabung B, karena di dalam nya hanya terdapat kanji dan air liur murni. Karena merupakan kerja enzim dalam mulut.
5.      Buatlah kesimpulan tentang pengaruh pH terhadap kerja enzim ptyalin!
Jawab :  pH dapat mempengaruhi kerja enzim ptyalin yang paling efektif saat pH 7 (netral). Air liur berisi enzim ptialin yang mampu mendegradasi ikatan pati menjadi sebuah rantai linier. Ikatan pati dipecah menjadi dua buah ikatan gula (disakarida). Hasil akhir proses enzim ptialin adalah dua buah molekul glukosa yang dikenal dengan maltosa.

Kerja enzim ptyalin dipengaruhi oleh pH (derajat keasaman).