TUGAS
BIOLOGI
PEMBUATAN
NATA DE COCO
Kelas
X-7
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan
kepada Allah SWT yang telah melimpahkan berkat, rahmat dan petunjukNYA.
Sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini yang berjudul “PEMBUATAN NATA DE COCO”. Sumber karya
tulis ini didapatkan dari browsing internet.
Penulis mengakui bahwa manusia
mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang
dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan karya tulis ini
yang telah Penulis selesaikan. Tidak semua hal dapat Penulis deskripsikan
dengan sempurna dalam karya tulis ini. Penulis melakukannya semaksimal mungkin
dengan kemampuan yang penulis miliki.
Penulis
PENDAHULUAN
A.
TOPIK
Pembuatan Nata de Coco
B.
TUJUAN
Untuk mengetahui cara pembuatan nata de coco.
C. LANDASAN TEORI :
1. Pengertian Tentang Nata
Nata de coco adalah hidangan penutup yang terlihat seperti jeli, berwarna putih hingga bening dan bertekstur
kenyal. Makanan ini dihasilkan dari fermentasi air kelapa, dan mulanya dibuat di Filipina.
"Nata de coco" dalam bahasa Spanyol berarti "krim kelapa". Krim yang dimaksudkan adalah santan
kelapa. Penamaan nata de coco dalam bahasa Spanyol karena Filipina pernah
menjadi koloni Spanyol.
Nata adalah
kumpulan sel bakteri (selulosa) yang mempunyai tekstur kenyal, putih,
menyerupai gel dan terapung pada bagian permukaan cairan (nata tidak akan
tumbuh di dalam cairan). Bahan yang dapat digunakan sebagai media untuk
pembuatan nata adalah air kelapa sehingga produknya dikenal dengan nata de
coco. Selain itu bahan lainnya adalah sari nanas (nata de pina), kedelai (nata
de soya) atau buah lain yang mengandung glukosa. Mikroba yang aktif dalam
pembuatan nata adalah bakteri pembentuk asam asetat yaitu Acetobacter xylinum.
Mikroba ini dapat merubah gula menjadi selulosa. Jalinan selulosa inilah yang
membuat nata terlihat putih.
Menurut Suharsini (1999) Nata adalah
produk fermentasi oleh bakteri Acetobacter xylinum pada substrat yang
mengandung gula. Bakteri tersebut menyukai kondisi asam dan memerlukan nitrogen
untuk stimulasi aktifitasnya. Glukosa substrat sebagian akan digunakan bakteri
untuk aktifitas metabolisme dan sebagian lagi diuraikan menjadi suatu
polisakarida yang dikenal dengan “extracelluler selulose” berbentuk gel.
Polisakarida inilah yang dinamakan nata.
Sedangkan menurut Hastuti (2010),
Nata de coco ialah sejenis makanan fermentasi yang dibuat dengan bahan dasar
air kelapa. Nata tersusun dari senyawa yang dihasilkan oleh bakteri Acetobacter
xylinum. Acetobacter xylinum dapat hidup dalam air kelapa dan juga dalam
buah-buahan yang mengandung glokosa dalam cairan buah nenas, yang kemudian
diubah menjadi selulose dan dikeluarkan ke permukaan sel. Lapisan selulosa ini
terbentuk selapis demi selapis pada permukaan sari buah, sehingga akhirnya
menebal inilah yang disebut nata.
Menurut Muljoharjdo dalam Suharsini
(2010), Nata adalah selulosa hasil sisntesis gula oleh bakteri Acetobacter
xylinum berbentuk agar, berwarna putih dan mengandung air sekitar 98%. Nata
de cashew dikonsumsi sebagai makanan tambahan, bahan pencampur coctail, yogurt
dan sebagai makanan penutup. Nata tergolong makanan yang berkalori rendah karena
mengandung serat pangan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk proses
pencernaan makanan yang terjadi dalam usus dan penyerapan air dalam usus besar.
2.
Manfaat Budidaya Nata
Menurut suharsini (1999) budidaya
nata ditinjau dari segi teknologi, memberikan mamfaat sebagai berikut :
a.
Mengolah
limbah air kelapa secara produktif.
b.
Dapat
dilakukan dengan cara yang sederhana, tanpa lat-alat mahal (canggih).
c.
Bersifat
padat karya.
Sedangkan ditinjau dari hasil produksinya,
akan memberikan manfaat sebagai berikut
a.
Meningkatkan
pendapatan keluarga.
b.
Menigkatkan
diet rendah kalori dan diet penderita diabetes
c.
Jika
produksi secara besar-besaran, dapat merupakan salah satu komoditas ekspor non
migas yang cukup potensial.
3.
Air Kelapa Sebagai Bahan Dasar
Produksi air kelapa cukup berlimpah
di Indonesia, yaitu mencapai lebih dari dua juta liter per tahun. Namun,
pemanfaatannya dalam industri pangan belum begitu menonjol, sehingga masih
banyak air kelapa yang terbuang percuma. Selain mubazir, buangan air kelapa
dapat menimbulkan polusi asam asetat yang terbentuk akibat fermentasi air
kelapa.
Air kelapa mempunyai potensi yang
baik untuk dibuat minuman fermentasi karena kandungan zat gizinya yang kaya dan
relatif lengkap, sehingga sesuai untuk pertumbuhan mikroba. Komposisi gizi air
kelapa tergantung pada umur kelapa dan varietasnya.
Air kelapa mengandung sejumlah zat
gizi, yaitu protein, lemak, gula, sejumlah vitamin, asam amino, dan hormon
pertumbuhan. Kandungan gula maksimal, yaitu 3 gram per 100 ml air kelapa,
tercapai pada bulan keenam umur buah, kemudian menurun dengan semakin tuanya
kelapa. Jenis gula yang terkandung glukosa, fruktosa, sukrosa, dan sorbitol.
Menurut Hidayat, 2006, bahwa dalam
perkembangan industri nata belakangan ini, bahan pangan ini umumnya dibuat dari
air kelapa. Nata dengan rasa buah dibuat dari air kelapa, tetapi ditambahkan
citarasa buah. Kita pun mudah mendapatkan produk nata dengan rasa vanila,
stroberi, pisang, jeruk, jambu biji, nanas, dan lain-lain. Adanya beragam rasa
ini mempunyai arti penting dalam upaya memasyarakatkan produk ini di Indonesia.
Nata de coco merupakan hasil
fermentasi air kelapa dengan bantuan mikroba Acetobacter xylinum. Gula
pada air kelapa diubah menjadi asam asetat dan benang-benang selulosa.
Lama-kelamaan akan terbentuk suatu massa yang kokoh dan mencapai ketebalan
beberapa sentimeter. Dengan demikian, nata de coco dapat juga dianggap sebagai
selulosa bakteri yang berbentuk padat, berwarna putih, transparan, berasa
manis, bertekstur kenyal, dan umumnya dikonsumsi sebagai makanan ringan.
Tahap-tahap yang perlu dilakukan dalam pembuatan nata adalah
persiapan media, starter, inokulasi, fermentasi/pengeraman, pemanenan,
penghilangan asam dan pengawetan. Komposisi media yang digunakan untuk
pengawetan. Komposisi media yang digunakan untuk starter adalah sama dengan
media untuk pemeliharaan kultur tetapi tanpa media agar.
PENUTUP
a.
Kesimpulan
Bahwa pembuatan nata de coco
memerlukan waktu sekitar 1 bulan atau lebih. Dan dalam pembuatannya menggunakan
bakteri acetocbacter xylinum. Selain
itu, pembuatan bakterinya juga memerlukan waktu sekitar 1 minggu. Dan dalam
pembuatannya, masuk dalam kategori rumit. Karena mengandalkan beberapa factor.
Seperti keadaan yang lembab, komposisi yang tepat dan temmpat yang steril dari
bakteri / mikroba yang bersifat parasit.
b.
Kritik
dan Saran
Dalam pembuatan nata de coco ini,
kami gagal dalam membuatannya. sehingga kami tidak dapat melakukan percobaan
dengan baik. Dan jika ada waktu dan kesempatan lagi, kami akan membuatnya
dengan semaksimal mungkin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar