Manusia berspesies Homo Sapiens yang suka dengan hal - hal unik, menarik, aneh dan berbau Nasionalisme. Menjabat sebagai pelajar SMA. Dan sering membuat tulisan yang lain dari yang lain. Hobi travelling keliling sekolah dan jalan raya
Rabu, 20 Juni 2012
KALAH
Hari ini, detik ini, gue ngrasa jadi orang yang useless!! Gue gagal menangin pertandingan futsal. Nggak cuman itu, gue juga ngrasa bersalah banget sama kelas gue. Gue ngrasa kalo gue itu adalah sumber masalah. Dan gue lah sumber penyebab masalah. Sewaktu kelompok futsal gue tadi tanding, awalnya gue ngrasa agak pesimis. Dan gue juga nggak yakin bisa menang. Badan gue, dari pundak sampe kaki serasa jadi puzzle semua. Nggak terkecuali.
gue lecet lagi. Nggak tanggung – tanggung, lecet kali ini lebih parah dari kemarin. Dan bibir gue kegigit sampai berdarah. Detik itu juga, gue bener – bener merasa bersalah banget. Gue pengen nangis, gue pengen nggak main lagi. Gue pengen ada yang nggantiin gue. Tapi nggak ada orang lagi yang mau nggantiin gue. Tim futsal kelas gue cuman cukup 5 doang aja. Nggak ada pemain cadangannya..
Gue udah ngrasa nggak semangat lagi buat main. Gue butuh temen, gue butuh pengganti. Tapi nggak ada… gue bener – bener ngrasa sendiri. Dan gue pengen pertandingan ini cepat berakhir. Gue udah nggak betah lagi sama rasa sakitnya… ini bener – bener sakit. Sakit luar dalam.
Buat apa nerusin pertandingan kalau kita sudah tahu kalau kita sudah jelas kalah? Percuma… Dan bener aja, nggak begitu lama, peluit berbunyi dengan panjang. Menandakan kalo permainan udah selesai.
Kalah. Kelas gue kalah sama 11 A3. Tapi apa yang gue rasain? Gue bener bener hampir nangis. Gue ngrasa bersalah, dan sebel juga. Kenapa temen kelas gue nggak ada yang mau jadi pemain cadangan? Sebegitu egois kah mereka sama temen kelas sendiri? kenapa mereka tega ??
Gue diam. Gue menerawang. Hingga gue sadar, kehendak Tuhan itu emang bener – bener luar biasa. Gue sebagai manusia nggak bisa nolak kehendak tuhan. Takdir nggak pernah salah. Kelas gue kalah. Kalah dengan terhormat.
Bisikan setan rupanya sukses buat bikin gue makin down. Gue gagal! Dan ya, gue gagal… gue nggak tau kapan bisa bangkit lagi buat nglawan rasa itu… Ini pertama kalinya gue punya perasaan kayak gitu. Gue udah biasa kalah. Tapi kekalahan kali ini bener – bener pahit.
Gue kalah. Gue kalah dalam njalani hidup. Gue juga gagal bikin orang tua gue akur. Gue gagal. Gue bener – bener benci sama diri gue sendiri. kenapa gue selalu jadi sumber masalah. Baik di sekolahan maupun dirumah. Gue bener bener ngrasa berdosa banget.
Harusnya gue jadi anak yang baik, berbakti dan patuh. Tapi ya…. Gue GAGAL. Dan gue KALAH
Gembel In De School
Perkenalkan, kami adalah sekelompok anak yang terdiri dari 6 orang. Kami adalah anak – anak yang kurang popular disekolahan. Kami juga kurang akrab dengan teman-teman yang tidak satu kelas dengan kami (anak selain kelas RSBI alias regular. Eits! Jangan anggap kami sombong ya, soalnya kami emang nggak suka Carmuk ke anak – anak yang lain. Alias nggk mau jadi sok SKSD hehehehe).
Asal mula nama ‘GEMBEL’ juga secara tak sengaja tercetus oleh salah satu dari kami yang bernama Uzik. Karena pada saat itu kelas 8, kami mendapat tugas untuk membuat mading oleh guru Bahasa Inggris kami, yaitu Bu Ana. Nah, mungkin juga nama kami sangat aneh bagi kalian. Tapi, jangan berpikiran yang aneh-aneh dulu ya..
Pada saat pembagian kelompok, kami hanya terdiri dari 5 orang, yaitu Aku, Ella, Ilma, Uzik dan Dhina. Kami mengerjakan mading itu di sekolahan. Setelah semua bahan yang akan menjadi topic / bahasan di dalam mading selesai, kami tinggal menambahkan judul untuk mading tersebut. Akupun usul agar mading tersebut diberi nama ‘SPERAL’. Dan semuanyapun setuju dengan pendapatku.
Esoknya, ada salah satu dari teman kami yang bertanya tentang judul mading yang kami buat. Akupun menjawab ‘SPERAL’. Eh,, ternyata teman kami tersebut malah menjiplak nama Mading yang telah kami buat dengan susah payah (sebenarnya kata SPERAL itu juga hasil pemikiranku). Akhirnya, kami terpaksa mengalah dan mengganti nama tersebut. Setelah bersusah payah mencari nama… kami mengalami kebuntuan. Otakku yang biasanya paling kreatif disini pun juga menjadi butek dan mentok karena sudah terkuras untuk membuat isi mading tersebut.
Satu menit….. tiga menit…. Setengah jam… Cling! Sebuah lampupun menyala diatas kepala Uzik.
“Eh ka, gimana kalau madingnya kita beri nama GEMBEL?” serunya dengan senyum yang cerahnya melebihi sinar matahari siang itu.
“Ehm.. lumayan juga tuh, gampang diingat… hehehe. Coba yang lainnya kasih tahu. Siapa tahu mereka juga setuju”. Ucapku dengan senyum mengembang dan menahan tawa.
“Eh, guys.. gimana kalau nama madingnya GEMBEL??” Kata Uzik kepada semua anggota Mading.
Pertama, tak ada reaksi sama sekali. Tiba-tiba, semuanya pun tertawa. Aku yang sejak tadi menahan tawa juga ikut tertawa. Yah,, habisan sih namanya aneh.
Ella dan Ilma lah yang pertama kali bereaksi dengan asal-usul nama tersebut. Dan kemudian disusul Dhina. Mereka sangatt setuju. Yah, mungkin karena otak kami dasarnya pada aneh dan radak nyeleneh, maka kami menyetujui begitu saja nama tersebut.
Akhirnya, mading kamipun sudah selesai dan tinggal dikumpulkan saja. Saat pengumpulan mading tersebut, jantung kami berlompat-lompat tak karuan. Karena selain masalah nama yang aneh tersebut, mading kami juga menyerupai korden yang mungkin hanya tinggal dipasang saja.
Reaksi guru bahasa Inggris kami ternyata sama seperti yang telah kami duga. Beliau mengomentari judul mading yang kami buat. Sontak, sekelaspun tertawa karena mendengar judul yang kami buat. Untungnya, kami sudah menyiapkan mental untuk menghadapi hal-hal seperti ini. Jadi, kamipun hanya bisa tersenyum dan mencoba untuk bersabar saja.. Mungkin itulah asal-usul dari nama GEMBEL. Dan semenjak itulah kami berlima plus Nia sering dipanggil GEMBEL oleh teman-teman kami. Kami malah senang dengan panggilan tersebut. Karena itu menunjukkan bahwa meskipun kami sekelompok anak yang tak terlalu terkenal, tapi kami juga menjadi sahabat yang tak akan terpisahkan. Jadi begitulah sekiranya asal muasal nama GEMBEL. Yang hanya terdiri dari 6 orang. Lucu ya? Kalau mengingat hanya karena sebuah mading bisa menyatukan kita hingga saat ini… #Caedifa la Ilka (Caesar Dhina Fauziah Ella Ilma Kartika) Berbagai hal telah kami lalui bersama. Dan tak terasa kini genap setengah tahun kami bersahabat. Inilah saat-saat yang paling mendebarkan bagi kami semua. Kenaikan kelas. Hari penerimaan raport aku lewatkan karena pada saat itu aku sakit. Jadi, aku ketinggalan berbagai macam kegilaan yang biasa dilakukan oleh teman-teman sekelasku plus GEMBEL. Akupun dirumah dan menunggu kabar antara hidup dan matiku itu datang. Karena penasaran, akupun mengirimi sejumlah SMS kepada anggota GEMBEL. Dan ternyata anggota GEMBEL yang meningkati peringkat 10 besar kelas diantara kami adalah Nia (peringkat 3) disusul Dhina (peringkat 6) dan Uzik plus Aku (peringkat 9). Yah,.. meskipun Ella dan Ilma tak masuk 10 besar, yang penting hasil mereka juga not too bad.lah.. To: Gembel “Eh, .. bwt ngisi lbrn ini, enkny kt ngpain?”. Sms Uzik ke semua anggota GEMBEL. Kemudian, akupun membalas… To : Uzik “Mampr ke rmhku aj,, entr kt msk2 sm ke swh”. Akupun membalas sms Uzik dan selang beberapa detik, Uzikpun membalasnya,, To : Kartika “Ide bgs! klo bsk gmn? Yg lainnya ntr ku ksh th” Yeah! Liburanku bakalan seru nih, aku nggak bakalan di rumah sendirian. Itung-itung buat nemenin aku di rumah. Hehehe.. Esoknya, semua anggota GEMBEL telah berkumpul di rumahku. Berbagai macam kegiatan kami habiskan sepanjang hari itu. Seperti masak bareng di rumahku, bergosip (maklum kita anak perempuan) dan ke sawah yang terletak tepat di belakang rumahku. Meskipun pada saat itu kami sempat dimarahin Pak Tani dan Dhina yang kehilangan satu sandalnya karena pada saat itu kami sedang lari dikejar Pak Tani, tapi liburan kami tetap menjadi seru dan unforgettable. Liburan telah berakhir. Waktunya masuk sekolah dan saatnya untuk pembagian kelas. peluang kami hanya satu per dua. Yaitu masuk kelas F atau kelas G (karena RSBI angkatan kami hanya dua kelas saja). Dag.. dig.. dug.. jantungku berdetak tak karuan karena membaca satu-persatu nama murid yang akan menempati kelas F. Yeah! Namaku tercantum disana. Begitu juga dengan Dhina, Ilma, Ella dan Nia. Tapi…. Wait!!!! Pasti ada yang salah nyetak nih?! Harusnya Uzik satu kelas dengan kami. Kok…?? Karena masih tak percaya, kamipun membaca nama-nama penghuni kelas 9 F dengan seksama lagi. Nama sahabat kami yang satu ini juga tetap tak muncul. Yah,, itu artinya kabar buruk bagi kami semua!! “Pasti ini salah cetak. Masak kita musti pisah sama Uzik??” ucapku kepada semua anggota GEMBEL. “He’em… aku nggak puas sama pembagian kelas ini..” Ilmapun menyahut “Sama…” kami berlima plus teman-teman yang lainnya juga merespon dengan apa yang dikatakan oleh Ilma bebarengan. Kami semua hanya bisa diam tak berdaya. Uzik beda kelas dengan kami. Tak hanya kami yang merasa tak puas, teman-teman kami yang lainnya juga sama. Seperti TIM (Tifani, Indah, Mutia) yang terdiri dari anak-anak cerdas di kelas kami juga terpecah. Tifani menempati kelas G dan IM (Indah dan Mutia) menempati Kelas kami, kelas F. Tapi, keadaan tersebut tetap tak membuat persahabatan kami menjadi terpecah juga. Malahan, kami semakin akrab. Bahkan pada saat bulan Ramadhan, kami sempat berbuka bersama sebanyak dua kali.
Seriring dengan berjalannya waktu. Do’a kami terjawab oleh Yang Maha Kuasa. Letak kelas 9G dipindah di samping kelas kami. Karena semula kelas 9G terletak di atas (lantai 2). Kamipun menjadi semakin dekat lagi dengan Uzik. Karena jarak tak menghambat kami untuk tetap bersahabat dan sampai kapanpun, kami akan menjadi GEMBEL sejati!! ^_^ Untuk GEMBEL…![]()
Minyak dan Air

Langganan:
Postingan (Atom)